Pengguna mobil sedan Peugeot dan Citroen,
pasti setuju dengan pendapat mengenai kenyamanan dan ketangguhan
suspensi mobil-mobil ini. Pada kenyataannya, kelebihan ini belum dapat
memberi kepuasan, terutama pada pengguna di daerah dengan kondisi jalan
yang tidak menentu. Penyebabnya adalah tidak adanya “sistem penggerak 4
roda” (4×4) yang memang sangat membantu menghadapi kondisi jalan yang
sangat buruk.
Walaupun
ada banyak permintaan dari konsumen, entah mengapa kedua pabrikan asal
perancis ini tidak segera menambahkan penggerak empat roda (4×4) pada
beberapa varian model sedannya.
Melihat besarnya permintaan akan varian mobil dengan kemampuan lebih, sebuah perusahaan perancis yaitu DANGEL, dengan persetujuan pabrik Peugeot dan Citroen
mencoba melakukan konversi pada sistem penggerak yang asalnya 4×2
menjadi 4×4. DANGEL yang berpusat di Sentheim, Alsace, Perancis, memulai
proyek pertamanya dengan menggunakan Peugeot 504 tahun 1980.
Selanjutnya, selain dengan Peugeot, DANGEL juga meng-konversi Citroen.
Agak berbeda dengan kendaraan yang memang dirancang sebagai 4×4 sejati, produk konversi dari DANGEL
menerapkan konsep efektivitas dengan penampilan yang tetap sederhana
layaknya mobil 4×2. Prinsipnya adalah produk yang bersahabat, tangguh
dan dapat digunakan di segala kondisi jalan.
Produk DANGEL
memang hanya ditujukan kepada para penggemar mobil yang memiliki
semangat petualang dengan mobil yang nyaman, dengan daya jelajah tinggi
di jalan beraspal maupun jalan tanah, bukan untuk penggemar kendaraan
4×4 yang digunakan secara konvensional.
Ide untuk meng-konversi sistem penggerak
ini sesungguhnya sederhana tetapi sangat ambisius, dengan menggunakan
beberapa peralatan yang didesain khusus yaitu :
- Transmisi 4×4 yang dapat merubah penggerak dua roda (2WD) menjadi penggerak empat roda (4WD), melalui sebuah tombol tambahan di dashboard dan shifter.
- Saklar “visko-coupler” yang bekerja secara otomatis. Jika roda depan kehilangan traksi, torsi segera dipindahkan ke roda belakang dengan perpindahan yang sangat lembur tanpa sentakan.
- “Limited slip rear differential“, yang dapat memberikan keamanan maksimal pada jalan yang sangat buruk. Pada saat salah satu roda belakang kehilangan traksi, “limited slip rear differential” ini akan segera memindahkan torsi ke roda lainnya agar dapat mencengkeram jalan dengan lebih baik.
- “Locking rear differential“, yang sangat berguna pada saat salah satu roda belakang kehilangan traksi secara total, contohnya pada tikungan yang ekstrim. Pada kondisi ini “limited slip differential” tidak akan mampu memberikan torsi cukup. Oleh sebab itu diperlukan “locking rear differential”, agar kedua roda belakang dapat berbelok dengan kecepatan yang sama, bahkan jika satu roda berada di udara.
- “Lower forward gear” yaitu penambahan “gigi rasio rendah” pada transmisinya, yang dapat dipilih dengan menggunakan shifter. Keuntungan yang didapat dari penambahan ini adalah meningkatnya kemampuan untuk “engine brake” pada kondisi jalan yang menurun curam, serta kemampuan untuk mendaki jalan terjal bahkan dengan beban penuh.
- Memperbesar “ground clearence“, serta menggunakan roda dan ban yang berukuran lebih besar.