Produk industri cor aluminium dari provinsi daerah istimewa yogyakarta
(diy) mampu bersaing dengan produk serupa dari beberapa daerah lain di
indonesia, meskipun sebagian besar usaha mobil yogyakarta tersebut dimiliki pengusaha kecil dan menengah.
“bahkan, produk kami mampu melayani kepentingan ekspor ke berbagai
negara di eropa maupun kebutuhan nasional,” kata ketua asosiasi pengecor
aluminium yogyakarta (aspeyo) bambang cahyono di yogyakarta, rabu
(11/2).
Menurut dia, sampai kini permintaan produk aluminium asal yogyakarta
untuk pasar ekspor maupun nasional masih lancar. “kami sudah mampu
memproduksi pelek racing mobil maupun komponen mesin otomotif lain
seperti casing blog, tromol dengan kualitas yang mampu menyaingi produk
dari luar negeri,” katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya saat ini produk komponen otomotif nasional
memiliki peluang pasar yang bagus, apalagi sudah ada peraturan larangan
impor komponen otomotif dengan tujuan menghidupkan industri komponen
mobil dalam negeri.
Kebutuhan komponen mobil yogyakarta,
khususnya pelek mobil, secara nasional saat ini sekitar 50.000 unit per
bulan dan kebutuhan itu belum bisa terpenuhi seluruhnya oleh industri
cor aluminium nasional. “kapasitas produksi pelek racing mobil industri
pengecoran aluminium yogyakarta baru mencapai 1.500 unit per bulan
sehingga masih bisa ditingkatkan lagi,” katanya.
Ia optimistis industri cor aluminium yogyakarta mampu memenuhi
permintaan nasional. “apalagi teknologinya sudah ada, ketersediaan bahan
baku cukup dan pasar sudah jelas. Meskipun demikian, untuk
kelangsungan produksi memang perlu bimbingan dan bantuan dari
pemerintah baik pusat maupun daerah,” katanya.
Ia mengatakan, di sisi lain memang sebagian pengusaha kerajinan
aluminium di diy menghadapi berbagai kendala, antara lain lemahnya
penguasaan teknologi terutama finishing. Selain itu, terbatasnya
pengadaan alat produksi berteknologi maju dan peningkatan kemampuan
sumber daya manusia (sdm) perajin aluminium. “pemeritah pusat maupun
daerah perlu memberikan pembinaan terhadap keberadaan sentra industri
kerajinan aluminium di daerah ini sehingga diharapkan mampu
mengembangkan produksinya,” katanya.
Ia mengatakan, sampai kini yang masih prospektif adalah pasar nasional
produk kerajinan alat rumah tangga dari bahan aluminium. Meskipun
pesaingnya banyak, terutama dari sentra produksi kerajinan aluminium di
berbagai daerah di pulau jawa dan bali, permintaan pasar tidak pernah
menurun.
“kami berupaya meningkatan nilai tambah dari produk kerajinan aluminium
khusus alat rumah tangga karena jika tidak memiliki nilai tambah,
dikhawatirkan produk kerajinan aluminium asal daerah ini akan tergulung
oleh persaingan pasar. Apalagi produk jenis ini mudah dijiplak,”
katanya.