Busi Mobil
Busi, walaupun berukuran kecil, memiliki peran penting dalam proses pembakaran pada mobil retro.
Busi memiliki dua fungsi utama yaitu :
- Memberikan pengapian pada campuran bahan bakar di dalam mesin.
- Mentransfer panas dari ruang bakar mesin.
Agar busi dapat memercikkan api (electrical performance), maka busi harus dialiri listrik yang memadai. Arus listrik ini didapatkan dari sistem pengapian yang ada pada mobil.
Pada saat bekerja, suhu pada ujung busi harus cukup rendah untuk mencegah terjadinya pembakaran dini (pre-ignition), akan tetapi harus cukup tinggi untuk menghindari “fouling” (ujung busi terlapisi oleh bahan bakar/oli/karbon). Hal ini disebut sebagai Thermal Performance, yang dapat diatur dengan rentang panas atau jenis busi yang dipilih, yaitu “busi panas” atau “busi dingin“.
Perbedaan antara “busi panas” dan “busi dingin” terletak pada komposisi dan panjang insulator yang merupakan bagian dari “metal body“ yang masuk ke dalam ruang bakar mesin. Jika insulator berukuran pendek, maka disebut sebagai “busi dingin“. Sedangkan busi dengan insulator berukuran panjang disebut sebagai “busi panas“.
Busi dingin lebih mudah
melakukan transfer panas ke cylinder head, biasanya digunakan untuk
mesin-mesin yang bekerja berat, seperti untuk keperluan balap atau untuk
pemakaian jarak jauh.
Busi panas adalah tipe busi
yang lambat memindahkan panas yang diterima dari ruang bakar mesin.
Kelebihannya adalah cepat mencapai temperatur kerja ideal. Kelemahannya,
apabila digunakan pada mesin-mesin yang bekerja berat, busi dapat terbakar. Oleh sebab itu busi panas hanya digunakan pada mesin-mesin ringan untuk jarak dekat.
Untuk memudahkan konsumen, produsen busi
memberikan kode angka untuk menentukan rating panas ini. Walaupun kode
angka ini menunjukkan rating panas sampai dingin, masing-masing
produsen memberikan kode rating panas yang berbeda-beda. Contohnya :
NGK : nilainya dari 2 – 11
CHAMPION : nilainya dari 1 – 25
DENSO : nilainya dari 9 – 37
.
.
Busi biasanya didesain dengan gap (jarak) yang dapat disesuaikan dengan spesifikasi mesin yang mengunakannya. Gap busi pada
mobil retro berkisar antara 0.045″ – 0.070″ ( 1,2 – 1,8 mm). Setelan
gap busi yang salah akan berpengaruh pada kemampuan kerja mesin yaitu :
Gap terlalu sempit : walaupun busi dapat memercikkan api pada setiap putaran mesin, pengapiannya terlalu lemah.
Gap terlalu jauh : percikan api lebih kuat tetapi pada kecepatan tinggi seringkali busi tidak dapat memercikkan api
Untuk memilih tipe busi yang cocok, dapat melihat kode yang terdapat pada sisi insulator. Sebagai contoh adalah :
Busi NGK, Tipe : BPR5ES-11
B : diameter ulir ( B-14mm).
P : tipe insulator.
R : tipe busi dengan resistor.
5 : tingkat panas busi (semakin besar akan semakin dingin).
E : panjang ulir ( E-19mm)
S : tipe penggunaan (S-Standart)
-11 : celah busi yang direkomendasikan (1,1 mm)
.
DENSO Tipe : W24ES-U
W : diameter ulir (W-14mm)
24: tingkat panas busi
E : panjang ulir (E-19mm)
S : tipe penggunaan (S-Standart)
U : konfigurasi gap
.
Berikut ini adalah beberapa kondisi busi beserta penyebabnya, dengan cara melihat bagian ujung/ elektrode busi :
.
NORMAL
Ciri-ciri : elektroda berwarna coklat keabu-abuan. Menunjukkan mesin bekerja dalam kodisi sempurna.
Rekomendasi: Bila busi baru dipasang, ganti dengan busi yang mempunyai sumbat kisaran panas yang sama.
.
USANG
Ciri-ciri : ada sejumlah kecil deposit
pada bulatan elektroda, warna tetap normal. Penyebabnya adalah mesin
dipaksa bekerja pada cuaca dingin dan lembab, campuran bahan bakar yang
“miskin” (bensin terlalu irit) dan busi sudah terlalu lama tidak
diganti. Rekomendasi : ganti dengan busi baru dengan spesifikasi yang
sama dan tepati jadwal service pemeliharaan mobil.
.
KERAK ARANG
Ciri-ciri : deposit jelaga kering pada
insulator. Menunjukkan campuran bensin yang terlalu “kaya” (boros),
pengapian yang sudah lemah atau tidak sempurna (misfiring) dan mesin
susah di start. Rekomendasi : pastikan busi memiliki kisaran panas yang tepat. Periksa filter udara, sistem bahan bakar atau sistem manajemen mesin.
.
KERAK DEBU
Ciri-ciri : deposit berwarna cokelat menumpuk pada bagian samping atau pusat elektroda atau keduanya. Berasal
dari minyak dan atau aditif bahan bakar yang menghalangi percikan api
busi, serta pengapian yang tidak sempurna (misfiring). Rekomendasi:
Jika pada waktu yang singkat atau jarak tempuh yang pendek deposit
sudah terakumulasi, berarti ada oli yang masuk ke ruang bakar, segera
periksa dan ganti seal klep. Jika masih terjadi, masalah ada pada
aditif bahan bakar.
.
DEPOSIT OLI
Ciri-ciri
: elektroda berwarna hitam tertutup lapisan oli. Disebabkan oleh
kebocoran pada seal klep atau pada ring piston, sehingga oli masuk ke
ruang bakar. Dapat juga karena pembakaran yang tidak sempurna
(misfiring), serta mesin yang sulit di start. Rekomendasi: Segera perbaiki mesin dan ganti dengan busi baru.
.
GAP MENYATU
Ciri-ciri
: kerak hasil pembakaran mengeras dan menyatu pada elektroda.
Penyebabnya adalah busi sudah tidak berfungsi (rusak/mati).
Rekomendasi: bersihkan kerak di antara dua elektroda, ganti dengan busi baru.
.
MELEPUH
Ciri-ciri : elektroda busi melepuh, isolator berwarna putih, elektroda terkikis, tetapi tidak ada deposit. Akibatnya busi akan lebih cepat rusak. Rekomendasi:
Periksa kisaran panas busi apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
mesin, pengapian terlalu maju (voor), campuran bahan bakar terlalu
“miskin” (irit), periksa intake manifold, periksa apakah ada kebocoran
vakum di ruang bakar atau klep dan periksa sistem pendingin mesin yang
mungkin tidak bekerja dengan sempurna.
.
MELELEH
Ciri-ciri : elektroda meleleh dan Insulator
berwarna putih. Kemungkinan kotor karena pengapian tidak sempurna
(misfiring) atau ada banyak kerak di dalam ruang bakar. Jika dibiarkan
dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Rekomendasi: Periksa kisaran
panas plug apakah benar, periksa waktu pengapian (kemungkinan terlalu
maju), campuran bahan bakar terlalu “miskin” (irit), pendingin tidak
bekerja sempurna, kurang pelumasan.
.
KUNING MENGKILAP
Ciri-ciri : Insulator
memiliki penampilan kekuningan mengkilap. Menunjukkan bahwa pembakaran
suhu ruang telah meningkat secara tiba-tiba pada saat akselarasi mesin.
Penyebabnya adalah deposit yang mencair membentuk lapisan konduktif karena misfiring pada kecepatan tinggi. Rekomendasi: ganti dengan busi baru dan p ertimbangkan untuk menggunakan busi yang lebih dingin.
.
RETAK ATAU PECAH
Ciri-ciri
: Isolator retak atau pecah, disebabkan oleh knocking yang terjadi
terus menerus, atau teknik penyetelan gap yang tidak benar. Jika
didiamkan dapat merusak piston. Rekomendasi: Pastikan oktan bahan bakar
sesuai persyaratan mesin. Atur gap busi dengan cara yang benar.
.KERUSAKAN MEKANIS
Ciri-ciri : elektroda bengkok, disebabkan oleh benda asing di ruang bakar atau piston yang beradu dengan busi. Akibatnya silinder akan mati dan menyebabkan kerusakan piston.
Rekomendasi: periksa dan bersihkan ruang bakar serta pasang busi dengan